Minggu, 03 Mei 2009

museum dalam gambar


vredeburg tahun 1901


vredeburg tahun 1980


vredeburg sekarang

menuju museum

Dari Bandara Adisucipto


� Taksi
Ada banyak armada taksi yang mangkal di Bandara Udara Internasional Adisucipto Yogyakarta. Waktu tempuh kurang lebih 30 menit (kurang lebih 15 kilometer) untuk menuju ke Benteng Vredeburg hanya dengan merogoh kocek Rp 40.000,00 saja.
� Bus
Pilih bus jurusan Jogja-Solo turun Janti, kemudian pilih bus jalur 10 menuju Benteng Vredeburg . Waktu tempuhnya sekitar 45 menit (kurang lebih 15 kilometer).
� Becak
Perjalanan menggunakan becak kurang lebih memakan waktu 1 (satu) jam dengan catatan rute yang ditempuh tidak macet. Biayanya sekitar Rp 30.000,00.
� Saran Kami
Pilihlah taksi resmi bandara (taxi service) karena Anda dapat mengetahui kepastian biaya sebelum menggunakan jasa taksi tersebut.

Dari Stasiun Kereta Tugu


� Taksi
Ada banyak armada taksi siap mengantar Anda menuju ke Benteng Vredeburg. Hanya 5 menit dari stasiun Tugu (kurang lebih 3 kilometer) dengan estimasi biaya Rp 10.000,00.
� Bus
Pilih Bus jalur 4 dengan waktu tempuh sekitar lima menit. Biayanya sekitar Rp .000,00 per orang.
� Becak
Perjalanan menggunakan becak kurang lebih memakan waktu 5 menit Rp 5.000,00.
� Saran Kami
Naik becak adalah pilihan yang tepat karena selain dekat, Anda dapat menikmati suasana Jogja yang eksotis.

Dari Stasiun Kereta Lempuyangan


� Taksi
Hanya ada sedikit armada taksi mangkal di luar Stasiun Kereta Api Lempuyangan. 6 menit menuju Benteng Vredeburg (kurang lebih 3 kilometer) dengan estimasi biaya Rp 20.000,00.
� Bus
Tida ada jalur langsung, hanya ada bus yang mengambil rute memutari kawasan Malioboro dan membutuhkan pergantian bus sebanyak tiga kali.
� Becak
Sekitar Rp 20.000,00 dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Pintar-pintarlah menawar.
� Saran Kami
Naik becak adalah pilihan yang tepat karena selain dekat, Anda dapat menikmati suasana Jogja yang eksotis.

Dari Terminal Bis Giwangan


� Taksi
Hanya ada sedikit armada taksi mangkal di sekitar Terminal Bus Giwangan Yogyakarta. 20 menit menuju Benteng Vredeburg (kurang lebih 10 kilometer) dengan estimasi biaya Rp 30.000,00.
� Bus
Pilih bus jalur 4. Biayanya Rp 2.000,00 per orang.
� Becak
Sekitar Rp 30.000,00 dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Pintar-pintarlah menawar.
� Saran Kami
Naik bus kota adalah pilihan terbaik karena selain murah, selama perjalanan Anda bisa menikmati suasana kehidupan masyarakat Jogja. Perhatikan barang bawaan Anda.

museum

JAM BUKA
Selasa - Jumat : 08.00 - 16.00 WIB

Sabtu - Minggu : 08.00 - 17.00 WIB

Hari Senin dan hari libur nasional, tutup.

TIKET MASUK

Dewasa: Rp 750.00

Anak-anak: Rp 250.00
Asing: Rp 750.00

FASILITAS

- Perpustakaan

- Ruang Pertunjukan

- Ruang Seminar, Diskusi, Pelatihan dan Pertemuan
- Audio Visual & Ruang Belajar Kelompok
- Layanan Internet dan Hotspot gratis
- Pemandu
- Ruang Tamu
- Mushola

- Kamar mandi


KEGIATAN
Dialog, diskusi, pelatihan dan pertemuan.

ACARA SPESIAL
Pameran, pertunjukan, dan festival.


Gelaran Fashion Dance And Cultural Gathering dalam rangka HUT ke 252 Kota Yogyakarta

selayang pandang

Benteng yang dibangun pada tahun 1765 oleh Pemerintah Belanda ini digunakan untuk menahan serangan dari Kraton Yogyakarta. Dengan parit yang mengelilinginya, benteng yang berbentuk segi empat ini memiliki menara pengawas di ke-empat sudutnya dan kubu yang memungkinkan tentara Belanda untuk berjalan berkeliling sambil berjaga-jaga dan melepaskan tembakan jika diperlukan.

Pada dasar meriam di kubu bagian selatan, Kraton Yogyakarta dan beberapa bangunan bersejarah lainnya termasuk kepadatan lalulintas di sekitarnya terlihat dengan jelas. Dibangun pada tahun 1765 oleh Belanda, Museum dengan luas kurang lebih 2100 meter persegi ini mempunyai beberapa koleksi antara lain:
- Bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya.
- Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru.
- Koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia.

SEJARAH
Museum Benteng Yogyakarta, semula bernama "Benteng Rustenburg" yang mempunyai arti "Benteng Peristirahatan" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 � 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti namanya menjadi "Benteng Vredeburg" yang mempunyai arti �Benteng Perdamaian�.

Secara historis bangunan ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai perubahan fungsi yaitu pada tahun 1760 - 1830 berfungsi sebagai benteng pertahanan, pada tahun 1830 -1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan Jepang, dan pada tahun 1945 - 1977 berfungsi sebagai markas militer RI.

Setelah tahun 1977 pihak Hankam mengembalikan kepada pemerintah. Oleh pemerintah melalui Mendikbud yang saat itu dijabat Bapak Daoed Yoesoep atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemilik, ditetapkan sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara pada tanggal 9 Agustus 1980.

Pada tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi "Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng Yogyakarta".

Bangunan bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.